Pengukuhan Dua Guru Besar UI Berlangsung Khidmat

Upacara pengukuhan guru besar Universitas Indonesia (UI) Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si, Ph.D dan Prof. Dr. Ir. Muhammad Idrus Alhamid berlangsung lancar dan khidmat di Balai Sidang UI Kampus Depok. Kedua guru besar itu menambah deretan guru besar yang tergabung dalam Dewan Guru Besar UI.

Upacara pengukuhan itu yang dipimpin Pejabat Rektor UI Prof. Dr. Muhammad Anis, M. Met berlangsung Rabu (15/1) selama dua jam. Fatma Lestari menyampaikan pidato pengukuhannya yang berjudul ‘Strategi Peningkatan Keselamatan Kerja dan Keselamatan Publik di Indonesia melalui Pendekatan Sistematik Pencegahan Kecelakaan’ dihadapan tamu penting siang itu. Fatma menaruh perhatian terhadap kasus kecelakaan kerja yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya menurut data Jamsostek, terjadi kenaikan hingga 3,6 persen kecelakaan kerja sejak tahun 2011. Hingga akhir tahun 2012 telah terjadi 103.074 kasus kecelakaan kerja.

Sebagai strategi peningkatan keselamatan kerja di Indonesia, Fatma menganggap penting peningkatan keselamatan kerja yang dilakukan secara sistemik melalui pencegahan kecelakaan. Akademisi kelahiran Jakarta, 9 September 1968 itu memperkenalkan ‘Konsep Merah Putih Keselamatan’ yang mengusung visi keselamatan untuk semua dan Indonesia unggul dalam keselamatan. Implementasi itu, ungkap Fatma, dilakukan dengan empat strategi yaitu membangun kapasitas keselamatan, revitalisasi regulasi keselamatan, promosi dan penghargaan keselamatan serta kemitraan nasional dan internasional. Kajian ilmiah yang disampaikan dalam pidato siang itu mengantarkan Fatma menjadi Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI.

Selain Fatma, upacara siang itu juga mengukuhkan Prof. Dr. Ir. Muhammad Idrus Alhamid sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Teknik Pendingin dan Tata Udara Fakultas Teknik (FT) UI. Pidato pengukuhan Idrus yang bertajuk ‘Solar Thermal Cooling System, Upaya Pengurangan Polusi Udara dan Penghematan Energi’ bicara mengenai pemanfaatan energi matahari sebagai alternatif untuk sistem pendinginan. Idrus melihat potensi energi matahari tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk sumber listrik atau panas, namun juga untuk kebutuhan sistem pendinginan. Selama ini, sistem itu hanya mengandalkan sistem kompresi uap seperti yang bekerja pada air conditioner (AC) split, AC window dan kulkas. Menurut Idrus, dengan solar thermal cooling system (STCS), solar energi bisa dipakai sebagai sumber energi utama yang juga berdampak positif bagi lingkungan.

Percobaan pertama dengan sistem itu telah dipraktikkan di Laboratorium Teknik Pendingin dan Tata Udara FT UI melalui Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM UI). Pilot project itu adalah penerapan STCS pertama di Indonesia. Sistem demikian selain mampu mereduksi karbondioksida dan polusi udara akibat penggunaan absorption chiller, juga mencegah terjadinya perusakan lingkungan atau meluasnya lubang ozon atmosfer bumi. (DPN)

Related Posts