Dua Guru Besar RIK UI Dikukuhkan

Dua guru besar dari Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) Universitas Indonesia (UI) dikukuhkan dalam Upacara Pengukuhan Guru Besar Tetap, Sabtu (4/1). Keduanya adalah Prof. dr. Endang L. Achadi, MPH, Dr.PH dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan Prof. Dr. dr. Sri Widia A. Jusman, MS dari Fakultas Kedokteran (FK). Upacara yang digelar di Aula FK UI Kampus Salemba, Jakarta Pusat itu dipimpin oleh Dewan Guru Besar UI Prof. Dr. dr. Biran Affandi, Sp.OG (K).

Endang yang dikukuhkan sebagai Guru besar tetap dalam bidang ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat menyampaikan pidato berjudul ‘Seribu Hari yang Menentukan Masa Depan Bangsa’. Menurut Endang, seribu hari pertama kehidupan yaitu 270 hari masa dalam kandungan ditambah 730 hari pascalahir adalah periode penting dalam kehidupan manusia yang akan menentukan masa depan suatu bangsa. Periode itu akan memengaruhi kecerdasan, kompetitif, dan produktif seseorang bagi masyarakat, atau justru malah menjadi beban bangsanya.
Di satu sisi, masa itu adalah tantangan besar tetapi di sisi lain memberikan peluang yang amat besar untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia. Seribu hari itu, kata Endang, adalah peluang bagi seseorang untuk menciptakan jalan masing-masing agar dapat tumbuh secara optimal. “Orang membicarakan tentang anak yang tumbuh mengikuti potensi genetiknya, padahal yang sesungguhnya terjadi adalah anak tumbuh menyesuaikan diri dengan lingkungannya,” ungkap Endang dalam pidatonya.

Endang melihat dalam masa itu (seribu hari) perlu diperhatikan adanya perbaikan kondisi gizi, terutama untuk perempuan dan anak-anak. Status gizi anak usia balita masih menjadi persoalan besar. Seperlima (19,6 %) anak balita berstatus gizi kurang, sebesar 5,7 % berstatus gizi buruk, dan lebih dari sepertiga (37,2 %) berstatus gizi pendek (stunting). Sebab itu, demi meningkatkan kualitas bangsa Indonesia, perlu disepakati Three Ones dalam ‘Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan’ yang efektif. Ketiga aspek itu meliputi Satu Kerangka Kerja sebagai dasar untuk koordinasi kerja semua mitra, Satu Otoritas Koordinasi tingkat Nasional, dan Satu Sistem Monitoring dan Evaluasi Tingkat Nasional.

Sementara itu pidato pengukuhan berjudul ‘Senyawa Oksigen Reaktif dan Analog Hemoglobin Ekstra Eritrosit sebagai Penangkal serta Implikasinya dalam Bidang Biologi dan Kesehatan’ mengantarkan Sri menjadi guru besar tetap dalam bidang ilmu Biokimia dan Biologi Molekuler. Sri mengatakan senyawa oksigen reaktif dianggap sebagai senyawa yang berperan dalam terjadinya berbagai keadaan patalogis dan penyakit degenaratif di dalam tubuh. Lebih lanjut ia menerangkan akibat penurunan kejadian infeksi, usia harapan hidup jadi meningkat, dan berakibat pula terhadap meningkatkannya kejadian penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, penyakit kardiovaskuler, penyakit neurodegeneratif, gangguan hati, penyakit paru serta keganasan.

Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI sejak tiga tahun lalu telah mengkaji senyawa oksigen reaktif lewat Pusat Kajian Hipoksia dan Stres Oksidatif. Penelitian dimulai dengan pengungkapan efek perlindungan oleh sejumlah bahan alam seperti beberapa jenis bawang terhadap keracunan beberapa bahan kimia. Kajian itu berlanjut pada penyingkapan peran antioksidan bahan alam yang dipelajari seperti bawang merah, bawang putih, bawang prei, petai, jengkol, tomat, bayam duri, sambiloto dan manggis. Kajian ini pun turut menginisiasi munculnya sejumlah penelitian terkait seperti penelitian bertema antioksidan dan bahan alam, enzim dan protein yang berperan pada hipoksia dan stres oksidatif, pengaruh oksigen lingkungan (hipobarik, hiperbarik), penyakit-penyakit yang berhubungan dengan stres oksidatif, keadaan hipoksia, kendali gentik pada stres oksidatif, kanker dan cancer stem cell serta biomarker stres oksidatif. Hasil kajian dari pusat kajian tersebut disampaikan dalam kegiatan pertemuan tahunan yang telah berlangsung tiga kali dan dengan kegiatan lanjutan kerja sama antara Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI dengan Universitas Tsukuba, Jepang.

Upacara pengukuhan dua guru besar itu juga dihadiri sejumlah pejabat penting antara lain Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Prof. dr. Fasli Jalal, SpGK, PhD, Wakil Menteri Pertahanan RI Letnan Jendral Sjafrie Sjamsuddin, utusan lembaga pemerintahan serta anggota Dewan Guru Besar UI. (DPN)

Related Posts